Materi dari Badan Penangglangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Yanuar Rahmadi, S.Sos, MM, kepada peserta Senkom Mitra Polri Jawa Timur pada Worskhop "Peningkatan Kapasistas Kinerja" 30 November 2015 di Hotel Papilio Surabaya menyampaikan untuk selalu waspada akan potensi bencana di wilayah kita. Adanya undang-undang kebencanaan di sahkan oleh pemerintah merupakan wujud kepedulian pemerintah akan potensi bencana. Setiap daerah melalui penelitian berdasarkan letak geografis kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia semuanya tidak lepas dari potensi kebencanaan. Lebih jelas Rahmadi menyampaikan secara geografis wilayah Indonesia berada pada lempeng tektonik yang berpotensi setiap hari terjadi gempa di wilayah Indonesia. Setiap hari wilayah Indonesia mengalami gempa, walaupun dengan skala yang rendah dan terjadi di kedalaman laut yang cukup jauh tetap saja kita harus selalu waspada, melalui laporan BMKG dan dengan teknologi informasi yang kita miliki dapat kita lacak letak dan skala gempa sehingga kita bisa mendapatkan infomasi serta melakukan kewaspadaan dini terhadap potensi bencana.
Pengalaman dari kebencanaan yang sebelum adanya undang-undang kebencanaan, proses penanganan bencana sifatnya adalah adhok setiap kali terjadi bencana. Setelah melalui proses yang panjang dengan evaluasi kebencanaan yang sering terjadi dan banyak memakan korban seperti bencana sunami Aceh, sunami Pangandaran, bencana gempa Jogja dan bencana lainnya yang banyak memakan korban. Pemerintah telah menggodok pentingnya perundang-undangan kebencanaan bukan hanya mengatasi terjadinya bencana tapi juga bisa memetakan potensi-potensi wilayah rawan bencana dengan memperhitungkan serta merumuskan daerah-daerah bencana, merumuskan pencegahan dan mengurangi potensi banyaknya korban, penanganan ketika terjadi bencana dan merumuskan proses setelah terjadinya bencana dan penghitungan kerugian bencana. Hal inilah yang menjadi pokok pemikiran dibentuknya BNPB dan BPBD serta pengalokasian dana dalam APBD maupun APBN kita.
Senkom Mitra Polri sebagai organisasi mandiri yang selalu aktif dalam membantu BPBD dan BNPB bersama dengan TNI dan POLRI manakala terjadi kebencanaan sangat dibutuhkan sebagai relawan penanggulangan benca. BPBD Jawa Timur sangat berterimaksih dan berharap anggota Senkom diwilayah masing-masing dapat terus bersinergi dalam meningkatkan kapasitas kinerjanya dalam membantu misi sosial ini. Kami menyadari bahwa tanpa relawan seperti Senkom yang sudah terbukti selalu ada dalam penanganan bencana sangat membantu tugas BPBD Jawa Timur. Senkom dan BPBD akan terus bersinergi guna meminimalisir potensi kebencanaan dengan duduk bersama menggodok rumusan kebencanaan didaerah. Rahmadi menerangkan karena setiap daerah memilki potensi kebencanaan maka jangan harap kita bisa hidup tenang karena tugas kemanusiaan adalah tugas kita bersama, namun dengan kesiapsiagaan dan pendidikan kebencanaan paling tidak kita bisa mudah memprediksi serta mengerti bagaimana mengurangi potensi jatuhnya korban. Seperti di Jember, potensi kebencaan misalnya ada gunung yang aktif seperti gunung lamong yang beberapa hari ini menunjukkan keaktifannya, gunung raung yang beberapa waktu lalu juga memuntahkan materialnya, potensi tanah longsor, potensi sungai bisa banjir, potensi kekeringan dan kebakaran, potensi puting beliung, potensi hujan dan banjir bandang, potensi sunami laut selatan, dll. Kita harus selalu waspada dan terus dapat memberikan informasi dan pendidikan kebencanaan untuk membentuk desa tangguh bencana serta masyarakat dapat memahami serta memiliki pengetahuan kebencanaan. Bencana itu terjadi karena memakan korban, sehingga kita berusama meminimalisir adanya korban dengan 3 hal, yaitu:
- Menghilangkan potensi bencana, seperti memindahkan gunung yang aktif, memperdalam dan melebarkan sungai yang potensi banjir, dll
- Memindahkan masyarakat dari area potensi bencana, dan
- Menerima dan menghadapi bencan
Lebih lanjut Rahmadi menjelaskan bahwa untuk menghilangkan potensi bencana bisa tidak mungkin dikerjakan, seperti memindahkan gunung yang aktif karena itu hal yang mustahil. Tetapi dengan memperluas dan memperdalam aliran sungai bisa dilakukan untuk menghindari potensi banjir.
Memindahkan sekelompok masyarakat dari tempat tinggalnya juga kadangkala menjadi problema tersendiri, karena masyarakat tidak mudah untuk dipindahkan. Mereka sudah sekian lama tinggal dan beberapa sesepuh mereka serta anak-anak dan tempat mencari nafkah mereka.
Bila kedua hal tersebut tidak juga diindahkan maka poin ketiga adalah kita menerima dan menghadapi potensi bencana itu dengan baik, yaitu dengan memberikan pengetahuan dan penanganan kebencanaan yang baik. Teknologi Informasi menjadi peranan sangat penting dalam menghadapi potensi kebencanaan. Kita harus memiliki teknologi yang handal untuk antisipasi kewaspadaan dini. Sunami Aceh yang begitu hebat hanya dalam waktu kurang dari 30 menit telah memakan korban ribuan jiwa dan harta benda yang ludes ditelan sunami menjadi pelajaran karena kita tidak mempunyai kesempatan akan informasi terjadi sunami. (bob)
Baca Juga:
Senkom Jember Ikuti Worskhop
2015 Tahun Senkom Prestasi
Workshop Peningkatan Kinerja
Baca Juga:
Senkom Jember Ikuti Worskhop
2015 Tahun Senkom Prestasi
Workshop Peningkatan Kinerja
0 comments:
Posting Komentar