Pengurus Provinsi Senkom Mitra Polri Jawa Timur melalui Biro Telematika dan Biro Publikasi dan Hubungan Masyarakat, Media Antar Lembaga (PHMAL) kembali menggelar refresh serta pelatihan. Kegiatan tersebut untuk membentuk petugas operator pengendali komunikasi Senkom Digital Communication (SDC) yang andal, mumpuni dan profesional. Acara ini digelar di Aula Ponpes Sabilurrosyidin Annur, Gayungan Surabaya, pada Minggu (25/2/2024).
Berbeda dengan sebelumnya, pelatihan kali ini difokuskan pada keterampilan pengendali laporan situasi, tata cara komunikasi yang baik dan benar, serta membuat laporan kegiatan dalam format. Acara tersebut diikuti para Dalkom pengendali lapsit Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, dengan menghadirkan narasumber Ketua Biro PHMAL Ludhy Cahyana, yang pernah bekerja di beberapa media nasional.
Ketua Provinsi Senkom Mitra Polri Jawa Timur, Ir. H. Maun, M.T., IPM., mengungkapkan melalui pelatihan ini, para peserta nantinya diharapkan dapat meningkatkan kompetensi berkomunikasi (berinteraksi) melalui SDC secara efektif. Untuk meningkatkan kinerja dan mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi biro maupun bidang masing-masing
"Senkom Mitra Polri memiliki jaringan komunikasi yang solid dari anggotanya yang berada di berbagai wilayah yang tersebar di seluruh Provinsi Jawa Timur, baik di pelabuhan, bandara, stasiun kereta, obyek wisata dan dititik-titik obyek vital lainnya," ungkap Maun.
Ketua Senkom Mitra Polri Kabupaten Jember, Hadi Purnomo, SP menekankan kedisiplinan anggota Senkom dalam acara konsolidasi Senkom Jember (24/19) di Aula DPD LDII Kabupaten Jember.
Konsolidasi Senkom diikuti 50 peserta dari korwil1, 2 dan 3 di wilayah Jember barat, kota, utara dan timur.
Materi konsolidasi Senkom tersebut meliputi pendataan anggota, penyampaian Diklat SAR RECUE, dan pengamanan dan penegak ketertiban disiplin Senkom.
Hadi Purnomo menyampaikan selain kedisiplinan, anggota Senkom penting harus memiliki kecerdasan dalam berkomunikasi. Sebagai organisasi komunikasi, anggota Senkom harus memiliki tabiat santun, berbudi pekerti dan berbicara yang baik. Anggota Senkom juga harus bisa menjadi teladan di masyarakat. Sebagai mitra polri, anggota Senkom juga harus bisa bermitra dengan 3 pilar, yaitu kepolisian, Koramil dan kepala desa karena mereka adalah mitra kita, kata Hadi.
Senkom menjadi penyampai informasi yang baik di masyarakat. Senkom juga bisa menyampaikan informasi kepada pihak terkait dengan baik.
Dalam kesempatan ini, pendataan anggota sangat penting. Yang belum bisa melakukan kebaikan itu, Hadi menyarankan untuk tidak diperpanjang keanggotaannya. Karena Senkom bukan untuk gaya-gayaan, tugas Senkom adalah mulya. Pamswakarsa Senkom untuk membantu menjaga ketertiban masyarakat bukan untuk gaya apalagi malah menyalahgunakannya. Maka salah satu materi adalah penegak kedisiplinan anggota, kata Hadi.
Materi SAR RESCUE disampaikan wakil ketua, Sugeng. Sugeng menerangkan bagaimana proses seorang SAR RECUE bertugas mencari dan menolong korban, selanjutnya mencatat dan menyerahkan kepada tim medis.
Sebagai seorang SAR RESCUE ketika melihat korban harus meminta izin, berkoordinasi, mencari dan menolong korban serta mencatat apa yang ditangani dan dilakukan saat menolong korban, selebihnya diserahkan pada tim medis. Jadi SAR RESCUE tidak kemudian menangani sampai mengantar ke rumah sakit, setelah diserahkan tim medis maka tugas SAR RESCUE selesai, kata Sugeng.
Sugeng juga mempraktekkan cara menolong korban. Misalkan kita punya kemampuan untuk menangani korban, hal pertama yang kita lakukan adalah minta izin pada keluarga atau orang ditempat kejadian. Bila diijinkan kita cek korban sadar atau tidak dengan mengajak bicara atau memberi isyarat dengan tepukan tangan ke korban. Hal yang pertama pastikan korban masih bernafas. Selanjutnya kita cek dari kepala sampai kaki kira-kira ada luka atau tidak. Penanganan selanjutnya menangani luka, bola ada patah tulang lakukan gips dan perban, menutup luka dengan kapas atau kain. Oh iya, sebaiknya dalam penanganan korban, seorang SAR RESCUE harus memakai APD lengkap, peralatan, P3K yang lengkap, kondisi yang baik, dan terpenting kesehatan dan keselamatan diutamakan, kata Sugeng.
Sugeng pernah mengikuti pelatihan SAR RESCUE tingkat Jawa Timur selama 4 hari. Materi yang disampikan Sugeng adalah materi dasar untuk penanganan laka lantas atau laka hutan. Setelah kita melakukan pertolongan kepada korban dengan seijin keluarga atau orang disekitar kejadian, harus ada yang mencatat apa yang dilakukan. Hal ini untuk menghindari adanya tindakan yang merugikan diri kita. Maksud hati ingin menolong, kalau keliru dalam memberikan pertolongan justru kita sendiri yang akan rugi. Hal itu harus kita hindari, kata Sugeng.
Pamgaktib, Sunardi BJ melakukan inspeksi kedisiplinan anggota Senkom terkait berpakaian harus mengikuti Peraturan Organisasi (PO). Sunardi menekankan penempatan pakaian PDH, PDL dan kaos dalam kegiatan. Kedisiplinan berpakaian dalam setiap kegiatan apakah apel, rapat atau seperti acara konsolidasi ini sudah diatur dan tercantum dalam undangan. Maka pengurus dan anggota sualpaya menyesuaikan pakaian dengan undangan yang berlaku.
Bila ada pengurus atau anggota yang melanggar maka sebagai pamgaktib harus mendisiplinkan dengan memberikan konsekuensi hukuman sesuai PO. Hukuman tersebut bisa berupa teguran, peringatan atau hukuman langsung seperti pusup, sit-up atau lari keliling lapangan, kata BJ.
BJ juga menegur dan menertibkan anggota yang saat acara datang terlambat. Anggota yang menggunakan atribut dan pin tidak sesuai supaya dilepas dan tidak memasang pin yang tidak benar kepemilikannya.