Tragedi jatuhnya pesawat sukhoi superjet 100 (10/5) yang membawa sejumlah pengusaha muda asal Indonesia membawa duka yang sangat mendalam bagi sanak keluarga yang ditinggalkan. Jejak kepiawaiannya dalam pebisnis muda Indonesia yang kian hari kian membanggakan ternyata hanya dengan hitungan detik harus ditukar dengan tetesan darah dan nyawa mereka yang sekedar tertarik dengan buaian manis pesawat milik Rusia tersebut.
Yaa... Sukhoi Superjet 100 yang dipromosikan di Indonesia konon memiliki keistimewaan dan kecanggihan peralatan elektronik, sehingga Indonesia memberikan kesempatan scedule jadwal penerbangannya. Wal hasil hanya dalam waktu 2 kali jadwal penerbangan tersebut, kecanggihan elektronik milik shukoi Rusia tidak dapat menaklukkan gunung salak Bogor, apa yang menjadi keistimewaan gunung salak Bogor yang sebenarnya sudah menjadi tembok bagi para penerbang setingkat penerbang handal di Indonesia.
Apakah karena kecangihan sukhoi, sehingga Alexander yang baru pertama kali terbang di wilayah Indonesia merasa mampu untuk menerbangkan sukhoi di atas gunung salak? lalu kenapa sukhoi jatuh dan hancur menabrak gunung salak? apakah Alexander tidak tahu kalau yang namanya gunung salak tidak seperti buah salak! apakah gunungnya yang salah karena dinamakan gunung salak? Yaaa... yang kini tersisa dari sukhoi SJ100 adalah kucuran darah yang telah bau anyir dan serakan bankai sukhoi serta jeritan tangis keluarga yang ditinggalkan oleh serpihan sukhoi. Kurang lebih 45 orang menjadi korban hancurnya sukhoi SJ100, duka mendalam di dunia penerbangan itu terjadi di Indonesia yang sedang galau terbang (10/5). Jatuhnya sukhoi menjadi duka yang paling besar dalam sejarah penerbangan di Indonesia.
Ratusan relawan dari berbagai aliansi seperti TNI, Polri, Basarnas, Tagana, Senkom, Mahasiswa, dan berbagai relawan sangat miris dan merinding ketika mengumpulkan jasad para korban sukhoi SJ100. Bahkan kepala tim Basarnas dalam DVI Indonesia menyebutkan dalam kantong-kantong tersebut terkumpul dari beberapa potongan jasad korban sukhoi. Tim identefikasi DVI yang bekerjasama dengan tim dari Rusia sendiri memastikan bahwa dibutuhkan waktu yang lama untuk utuhnya setiap jenazah baru akan diberikan kepada pihak keluarga.
Berikut berita dari vivanews.com
Pihak Sukhoi Rusia pernah mengajukan promosi penjualan pesawat kepada Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Namun dalam prosesnya, Kemenhub masih pada tahapan memberikan sejumlah persyaratan kepada Sukhoi.
“Mereka apply ke kami, bertanya bolehkah mereka promosi. Lalu kami beritahu persyaratannya. Kalau mau jual dan sebagainya caranya begini,” kata Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan di Istana Negara, Jakarta, Kamis 10 Mei 2012.
Menurut Mangindaan, pihak Sukhoi telah berkoordinasi dengan Kemenhub untuk promosi joy flight di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Namun Kemenhub tidak ikut campur tangan dalam promosi tersebut karena belum ada perjanjian atas beberapa persyaratan yang diajukan Kemenhub.
“Kami tahu mereka mau promosi. Tapi kami belum boleh ikut campur karena teknis sekali. Namanya juga masih bisnis. Nanti kalau bagian persyaratan untuk mengecek bolehkah pesawat ini diterbangkan di Indonesia, nah itu baru ada tim dari kami,” ujar Mangindaan.
Mangindaan mengungkapkan, beberapa maskapai penerbangan di tanah air sudah menanyakan masalah bisnis Sukhoi ini kepada Kemenhub. Namun pihaknya belum memberi tanggapan karena belum memiliki bukti apakah kondisi pesawat dan unsur lainnya sudah memenuhi persyaratan atau belum.
“Prosesnya belum sampai Kemenhub. Tapi kami siap. Kami sudah tahu ada promosi,” tutur Mangindaan. Sukhoi Superjet 100 ditemukan jatuh di Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Kamis 10 Mei 2012, setelah hilang kontak pada Rabu sore, 9 Mei 2012 kemarin.
0 comments:
Posting Komentar